Hikmah Peristiwa

Oleh Ucup Al Bandungi

 'Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang ada di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya, dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan telah tertulis dalam kitab yang nyata'.

Setiap peristiwa, bahkan setiap denyut nafas, setiap desah nadi, setiap gerak mata, setiap kerling telinga, setiap kejap pikiran, adalah untaian peistiwa yang bermakna.

Bagaimana tidak! Bukankah tidak ada sehelai daunpun yang jatuh ke bumi dan berakibat pada binatang di atas tanah bahkan pada mineral-mineral yang ada di dalamnya, kecuali telah tertulis di dalam Kitab yang terdahulu!

Setiap peristiwa adalah ceceran hikmah yang teruntai menjadi cerita hidup. Seperti halnya untaian tali yang dibawa jarum menyusuri kain-kain membentuk jahitan. Semuanya adalah rangkaian. Namun sering banyak yang tak menyadarinya sebagai suatu karya, banyak malah yang memaknainya sebagai sebuah siksaan, sebuah kekejian karena dirinya ditusuk oleh jarum bertali selembar.

Tidaklah ada desahan nafas yang berhembus kecuali angin pun ikut menghembuskan dzikirnya. Dan tidaklah ada detakan jantung yang bertabuh kecuali detak guntur menyeringaikan tasbihnya karena takut pada kekuasaan Sang Pemilik Kekuasan.

Sebagaimana angin yang berhembus selalu membawa kesegaran bagi yang diterpanya. Tapi bisa juga angin yang berhembus membawa kehancuraan bagi siapa saja yang dilewatinya, apabila bukan maqomnya atau bukan kedudukannya. Seperti angin sepoi2 akan terasa sejuk pada kulit kita, tapi akan membawa bencana bagi sebuah makhluk kecil di atas sebutir debu yang beterbangan, 'Toloong.. gue mo dibawa kemana..!', gitu mungkin katanya

Kembali ke hikmah di balik setiap peristiwa.

Yang terpenting ialah kita bisa menyadari dan mempelajari setiap perisitiwa untuk disyukuri nikmat yang ada di dalamnya.

Apabila itu semua sudah bisa terealisasi, yang ada hanyalah kesyukuran terhadap pemberian segala nikmat Nya. Karena segala yang nampak, terasa,  dan terpikir, semuanya adalah nikmat! Tidak ada derita tidak ada cela tidak ada cacat tidak ada kekurangan, semuanya nikmat

Yang menjadikan pandangan negatif biasanya ialah pemikiran. Cara fikir kita, logika kita yang terlalu mendasarkan pada pengalaman yang telah ada ditambah prasangka buruk analisa.

Lalu bagaimana mengakali pikiran itu!

Rubahlah analisa menjadi bermakna dan baik sangka

Wallahu a'lam

By: yasrink.blogspot.com